PENGERTIAN DAN
JENIS-JENIS BELAJAR
Makalah ini disusun
guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah psikologi
pendidikan
Dosen
pembimbing : Dr. Mustaqim
Disusun
Oleh Kelompok 3:
1. Ahmad Arif
2. Ahmad Baedlowi
3.
Ahmad Nawawi
INSTITUT ISLAM
NAHDLATUL ULAMA’(INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH
SEMESTER IV A
Jln.Taman Siswa No 9
Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427, telp/FAX (0291)593132
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME. Karena limpahan rahmat dan
hidayahnya kami bisa melaksanakan tugas sebagai insan, serta masih diberi
kesempatan untuk mencari ilmu, sehingga kami bisa menulis serta menyelesaikan
makalah Psikologi Pendidikan yang sederhana ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliyah menuju Addinul Islam
yang terang benderang.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan
getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan
kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Makalah ini kami beri judul “ Pengertian
dan Jenis-Jenis Belajar”, adalah sebagai sarana kami menuntut ilmu,
serta guna memenuhi tugas semester 4 Tahun Akademik 2012. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Mustaqim., Selaku dosen
pembimbing, serta semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam tulisan yang
sederhana ini, serta masukan yang positif, saran dan kritik untuk kesempurnaan
makalah ini, serta untuk menambah ilmu yang sangat kami harapkan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk kami serta
orang- orang yang sudi meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini khususya
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara.
Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca dan tercatat sebagai
amal saleh dan menjadi motivator bagi kami. Amin …
Jepara, 16 Dapril 2013
Penulis
( Kelompok 3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................ 1
C.
Tujuan
Penulisan............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Belajar........................................................... 2
B.
Jenis-Jenis
Belajar........................................................... 3
BAB III PENGAKIRAN
A.
Simpulan......................................................................... 6
B.
Penutup............................................................................ 6
DAFATAR PUSTAKA................................................................... 7
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya. Dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam
kehidupan masyarakat. Sehingga permasalahan pendidikan tidak hanya terletak
pada siswa dan guru tetapi masyarakat dan pemerintah juga turut andil dalam
masalah pendidikan.
Pendidikan yang dimaksud disini adalah
proses belajar mengajar secara formal di lembaga pendidikan khususnya sekolah.
Adapun pengertian belajar itu sendiri, menurut American Heritage Dictonary
mendefinisikannya sebagai berikut: “ To
gain knowladge, comprehension, or mastery though experience or study” [untuk
mendapatkan pengetahuan, pemahaman, atau penguasaanmelalui pengalaman atau
studi]. Namun para psikolog menganggap definisi ini tidak bisa diterima, sebab
ada istilah yang samar di dalamnya, seperti pengetahuan, pemahaman, dan
penguasaan.[1]
Sehingga belajar (learning) adalah salah satu topik yang sangat penting dalam
psikologi dewasa ini karena konsepnya yang sulit didefinisikan, serta
jenis-jenis belajar yang sulit untuk di menifestasikan.
Oleh karena itu pada makalah ini kami
akan mengemukakan beberapa gagasan tentang pengertian dan jenis-jenis belajar
yang dapat kami tuangkan dalam makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Bagaimana jenis-jenis belajar dalam
pendidikan?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian belajar
2. Untuk mengetahui banyaknya jenis
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggap
demikian biasanya akan merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang
terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Di samping itu, ada juga sebagian
orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada
pelatihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya
mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan
keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti,
hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.
Untuk menghindari ketidaklengkapan
persepsi tersebut, penyusun akan melengkapi sebagian definisi mereka dengan
komentar dan interpretasi seperlunya.
Menurut Conbach, Belajar yang
terbaik adalah melalui pengalaman. Karena dengan pengalaman tersebut, pelajar
menggunakan Panca Inderanya.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow
(1985) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam
pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah . . . a proces of progressive
behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F. Skinner percaya bahwa
proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi
penguat (reinforcer).
Skinner, seperti juga Pavlov dan
Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning
yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu
lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respon. Namun,
patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan
hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang
menentangya.
Hintzman dalam bukunya The
Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in
organism due to experience which can affect the organism’s behavior.
Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme
(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah
laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang
ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila
memengaruhi organisme.[2]
Dalam penjelasan lanjutannya, pakar
psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam
bentuk apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab,
sampai batas tertentu pengalaman hidup juga
berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang
bersangkutan. Mungkin, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday
learning (belajar sehari-hari) yang dipopulerkan oleh Profesor John B.
Biggs.[3]
Wittig dalam bukunya Psychology
of Learning mendefinisikan belajar sebagai: any relatively permanent
change in an organism’s behavioral reportoire that occurs as a result of
experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.[4]
B. Jenis-Jenis Belajar
Dalam peroses belajar dikenal adanya
bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan
dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
Sebagaimana Genre berpendirian bahwa
memang belajar dipengaruhi oleh 2 hal yakni variabel dalam diri dan di luar
diri individu yang saling berinterakis. Dengan pandangan elitnya itu, genre
merinci proses belajar menjadi delapan jenis belajar, yaitu:
1. Signal learning atau belajar isyarat
Belajar isyarat adalah belajar yang
dimulai dengan mengenal adanya isyarat, tanda atau petunjuk yang
mengimplikasikan pada proses perubahan perilaku, misalnya berhenti bicara
karena mendapat isyarat telunjuk mulut sebagai tanda tidak boleh ribut,
berhenti mengendarai sepeda motor diperempatan jalan saat lampu merah menyala.
2. Stimulus-response learning atau
belajar stimulus respon
Belajar stimulus respon adalah proses
perubahan perilaku yang dihasilkan oleh terciptanya relasi antara stimulus atau
rangsangan dengan respon atau jawaban atas stimulus,misalnya timbul selera
makan karena mencium bau sate, melakukan perbuatan karena ada komando, berlari
karena mendengar suara anjing menggonggong di belakang.
3. Chaining learning belajar rangkaian
Belajar rangkaian adalah terjadi
melalui perpaduan berbagai proses stimulus-respon, sehingga melahirkan perilaku
segera atau spontan seperti konsepsi merah-putih, panas-dingin, ibu-bapak,
kaya-miskin.
4. Verbal association learning atau
belajar asosiasi verbal
Belajar asosiasi verbal adalah
proses memahami perbuatan (konsep, prinsip, benda, situasi dan lain-lain)
melalui proses penyerupaan hal itu dengan suatu benda (verbal). Misalnya perahu
itu seperti badan itik atau kereta api itu nampak seperti keluang (kaki seribu)
atau wajahnya seperti bulan kesiangan
5. Discrimination learning atau belajar
perbedaan atau deskriminasi
Belajar deskriminasi adalah belajar
memahami sesuatu hal dengan cara melihat perbedaan karakteristik yang dimiliki
oleh objek belajar. misalnya membedakan jenis tumbuhan atas dasar urat daunnya,
suku bangsa menurut tempatnya, dan negara menurut tingkat kemajuan.
6. Concept learning atau belajar konsep
Belajar konsep adalah aktivitas
individu dalam memahami suatu benda, proses, gejala, aturan, pengalaman melalui
proses mengenal ciri-cirinya, contoh, dan sifat dari ciri-ciri itu. Pemahaman
tersebut selanjutnya dapay digunakan oleh individu dalam memahami hal-hal yang sama
yang lebih luas, lebih banyak; misalnya pemahaman terhadap manusia adalah
termasuk makhluk khidup dengan cara
melihat contoh dan ciri-ciri manusia dibandingkan dengan non manusia, misal
binatang atau tumbuh-tumbuhan. Nampaknya belajar konsep merupakan peningkatan
dari belajar deskriminasi.
7. Rule learning atau belajar hukum
atau aturan
Belajar hukum adalah belajar
membangun prinsip atau aturan dengan menggunakan serangkaian fakta, data,
peristiwa, dan pengalaman yang telah diketahui atau dialami sebelumnya. Aturan
yang dibangun itu berupa kesimpulan yang berlaku umum dan karenanya dapat
diterapkan pada situasi yang sama yang
jangkauan dan cakupannya lebih luas. Misalnya ditemukan bahwa benda
memuai bila dipanaskan, iklim suatu tempat dipengaruhi oleh tempat kedudukan
geografis dan astronomi di muka bumi, harga dipengaruhi oleh penawaran dan
permintaan.[5]
8. Problem Solving Learning atau Belajar
pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada
dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara
sistematis, logis dan teratur. [6]
BAB III
PENGAKIRAN
A.
Simpulan
Dalam makalah
ini yang pertama adalah berisi tentang pengertian belajar, didalam pengertian
tersebut itu terdapat berbagai pendapat yang berbeda antara satu dengan yang
lain sesuai dengan pribadi tokoh masing- masing; sedikit memberikan tanggapan
terhadap pengertian tersebut bahwa belajar adalah suatu usaha yang bisa
dilakukan dengan cara beradaptasi, pengalaman, mata pelajaran atau informasi
yang dengan cara-cara tersebut seseorang mampu untuk merubah perilakunya
walaupun relatif permanen atau bersifat sementara.
Kemudian yang
kedua adalah tentang Jenis-jenis belajar; dimana jenis belajar, menurut genre
itu terbagi atas delapan macam menurut yaitu:
1. Signal learning atau belajar isyarat
2. Stimulus-response learning atau
belajar stimulus respon
3. Chaining learning belajar rangkaian
4. Verbal association learning atau
belajar asosiasi verbal
5. Discrimination learning atau belajar
perbedaan atau deskriminasi
6. Concept learning atau belajar konsep
7. Rule learning atau belajar hukum
atau aturan
8. Problem Solving Learning atau
Belajar pemecahan masalah
B. Penutup
Demikianlah materi yang dapat kami
sajikan dalam makalah ini; kita tahu bahwa di dalam dunia ini tidak ada satupun
yang sempurna, terutama makalah kami. Untuk itu kami mohon kritik dan saran
yang konstruktif untuk kebaikan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
J. Lawson, Michel. 1991. Testing for
Transfer Following Strategy Training”, dalam Evans, Glen (editor), Learning
and Teaching Cognitif Skills. Hawthorn: The Australia Council for Education
Research Ltd.
Olson
, Hergenhahn Matthew H.. 2010. Theoris
of Learning. Jakarta: Kencana
Saripudin,
Udin. 1995. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Sukmadinata
, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi ProsesPendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin M,Ed. 2011. Psikologi pendidikan.
Edisi Pertama, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wittig, Arno F. 1981, Psychology of learning. Schaum’s
Out-line Series. New York: Mc. Grow Hill Book Company.
[4]
Arno F. Wittig,
Psychology of learning. Schaum’s Out-line Series, (New York: Mc. Grow
Hill Book Company, 1981), hlm.60
ijin copas ya akhi. semoga berkah ilmunya.. : )
BalasHapus